Ringkasan Materi SBK kelas 9 MTs. Roudlotusysyubban Tawangrejo diringkas oleh Ravindra akan membantu memudahkan siswa untuk mempelajari seni budaya, berikut Contoh Proposal Kegiatan demi untuk menggali dana. Dengan ringkasan tersebut dikandung maksud pula bagi siswa yang masih kurang catatannya maka siswa tidak sampai kehilangan materi SBK. Penulis Juga akan memberikan Postingan dengan judul Materi SBK Kelas 7 dan Juga MateriSBK Kelas 8. Selamat membaca! Aliran Seni Rupa
Berbagai macam aliran tersebut, di antaranya sebagai berikut.
a. Aliran klasikisme dan aliran neo klasikisme
Aliran klasikisme lebih banyak menjurus ke seni bangunan dan seni hias, akibat pengaruh dari gaya seni Yunani dan Romawi. Sedangkan aliran neo klasikisme merupakan kelanjutan dari aliran klasikisme dengan gaya yang lebih bebas.
b. Aliran romantisme, realisme, dan naturalisme
Ciri dari lukisan romantisme adalah menampilkan adegan yang dramatis. Tahap berikutnya muncul aliran realisme sebagai reaksi atas aliran romantisme yang penuh ilusi. Seniman realis ini menghendaki penciptaan karya seni rupa sesuai aslinya. Lukisan realis serupa dengan naturalis, hanya saja lukisan aliran naturalis lebih banyak mengambil objek keindahan alam. Tokoh tersohor dari aliran naturalis-realis ialah Leonardo Da Vinci dan Rembrandt.
c. Aliran impresionisme dan aliran neo-impresionisme
Para pelukis aliran impresionisme lebih mengutamakan kesan pencahayaan yang dibuat secara spontan dansingkat. Selanjutnya muncul gaya neo-impresionisme sebagai protes terhadap gaya impresionis yang melukis pencahayaan apa adanya.
d. Aliran ekspresionisme, surealisme, dan abstraksisme
Aliran ekspresionisme berusaha mengedepankan ekspresi jiwa, perasaan, dan emosi. Sedangkan aliran surealisme menggambarkan keadaan alam bawah sadar dan fantasi. Aliran abstrak memiliki ciri membebaskan diri dari bentuk-bentuk figuratif (nyata), dan lebih mengutamakan komposisi warna, garis, bidang, atau unsur-unsur lainnya.
e. Aliran pop art dan aliran seni kontemporer
Pop art adalah salah satu aliran seni modern abad ke-20. Aliran ini menentang aliran seni abstrak, ekspresionisme, dan surealisme yang sulit dimengerti. Kemajuan teknologi mengakibatkan seni rupa konvensional (seni lukis, patung, arsitektur) bergeser ke arah seni mesin (machinal art). Pelaku seni kontemporer tidak lagi terikat aturan-aturan seni lama. Mereka bebas berekspresi menciptakan gaya, media, dan teknik berkarya seni baru.
Sejarah Seni Rupa
Sejarah seni rupa murni klasik yang berupa seni patung, seni lukis, seni bangunan, bahkan karya seni yang dibuat dengan teknik dasar cetak grafis (teknik cap pada batu atau dinding bangunan) sudah diciptakan oleh manusia sejak zaman dulu. Karya-karya seni tersebut selalu menyertai perkembangan sejarah peradaban manusia, baik di Indonesia dan Asia, serta mancanegara di luar Asia. Bahkan pada masa sekarang karya seni telah berkembang pesat dengan teknik, tema, dan bahan yang kian beragam.
1. Ragam bahan dan teknik pembuatan patung
Beragam teknik penciptaan karya seni tiga dimensi, sebelumnya telah kamu pelajari. Beragam teknik tersebut, antara lain teknik butsir, cor, las, tempa, pahat, konstruksi, cetak, atau teknik-teknik baru masa kini yang diterapkan oleh para seniman kontemporer. Teknik-teknik tersebut umumnya juga diterapkan dalam pembuatan patung. Patung berbahan semen dibuat menggunakan teknik cor, patung berbahan tanah liat dibuat menggunakan teknik butsir, serta patung dari bahan kayu dan batu dibentuk dengan teknik pahat.
2. Karya seni patung dari bahan gips (gypsum)
Salah satu patung unik yang bisa dibentuk melalui proses yang mudah adalah patung berbahan gips. Gips termasuk jenis benda buatan, bertekstur kasar dan keras, serta berwarna putih mirip bata putih. Namun, gips dalam seni pahat tergolong benda dengan struktur materi yang lunak, karena mudah dibentuk. Hal ini berbeda dengan batu atau kayu yang struktur materinya keras. Gips bisa dibentuk menjadi patung dengan aneka model, termasuk relief atau ornamen ukir.
3. Membuat patung dari bahan gips
Untuk membuat patung gips, bahan dan alat yang dibutuhkan, yaitu sebagai berikut.
a. Serbuk gips (biasanya tersedia di toko-toko bangunan), sediakan secukupnya.
b. Pahat (bisa pahat ukir atau pahat grafis). Bila tidak ada, bisa diganti pisau kecil atau cutter besar.
c. Botol air mineral atau wadah berbahan plastik lainnya, untuk mencetak serbuk gips.
d. Palu pahat ringan. Bila tidak ada, bisa diganti benda lain yang berfungsi untuk pemukul pahat.
Pameran seni rupa sekolah adalah kegiatan mempertontonkan hasil karya seni rupa siswa selama menempuh pembelajaran di sekolah kepada khalayak umum, di lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah. Pameran seni rupa sekolah, secara umum ditujukan untuk mendapatkan tanggapan dan apresiasi dari khalayak umum. Dan secara khusus, pameran ditujukan untuk meningkatkan daya kreativitas dan menumbuhkan sikap apresiatif siswa terhadap seni rupa.
Pameran sekolah bisa dilakukan di dalam lingkungan sekolah dan bisa juga dilakukan di luar lingkungan sekolah. Jenis pameran seni rupa terdiri atas pameran tunggal (diikuti 1 orang peserta) dan pameran bersama (diikuti lebih dari satu orang peserta atau kelompok). Dengan demikian, pameran seni rupa sekolah termasuk jenis pameran bersama.
2. Tata laksana kegiatan pameran
Tata laksana kegiatan pameran bisa bermacam-macam, namun semua memiliki kesamaan prinsip, yaitu adanya organisasi kepanitiaan, adanya sarana dan prasarana, persiapan, dan pelaksanaan. Kegiatan pameran menyangkut tahapan kegiatan pameran dari persiapan awal hingga pelaksanaan pameran.
a. Persiapan awal
Persiapan pameran perlu dilakukan secara terencana. Persiapan awal yang perlu dilakukan dalam kegiatan pameran, yaitu sebagai berikut.
1) Pengorganisasian
Organisasi kepanitiaan bertugas mengatur dan mengelola sumber daya yang ada berlandaskan kerjasama yang baik antaranggota. Unsur-unsur yang terdapat dalam struktur organisasi tersebut meliputi pelindung, yang dijabat oleh kepala sekolah. Penanggung jawab, dijabat oleh guru mata pelajaran kesenian. Unsur organisasi yang dijabat oleh siswa, antara lain ketua, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara. Susunan kepanitiaan tersebut dibantu oleh beberapa seksi, di antaranya seksi penyeleksi, seksi perlengkapan, seksi dokumentasi, dan lain-lain sesuai kebutuhan.
2) Pembuatan proposal
Pembuatan proposal ditujukan untuk mendapatkan persetujuan palaksanaan kegiatan pameran kepada kepala sekolah. Berikut contoh proposal untuk kegiatan pameran sekolah.
PROPOSAL KEGIATAN PAMERAN SEKOLAH
DALAM RANGKA “MEMENUHI TUGAS AKHIR SISWA”
SMP/MTs……………………..KOTA/KAB…………………
Tanggal……………………..Tahun………………
Semester…………………………
Tahun Pelajaran……………………
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkatkan kemampuan di bidang seni, khususnya seni rupa serta untuk memenuhi tugas akhirpelajaran seni rupa, karya siswa kelas IX dipandang perlu untuk dipamerkan. Kreativitas, kemampuan, dan bakat siswa dibidang seni juga perlu terus diasah, ditingkatkan, dan disalurkan dalam bentuk pameran, baik di sekolah maupun di luarsekolah.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka kami selaku siswa kelas IX SMP/MTs……….. memandang perlu untukmengadakan kegiatan pameran seni rupa dalam rangka “Memenuhi Tugas Akhir Siswa”.
II. TUJUAN KEGIATAN
Kegiatan pameran yang kami laksanakan bertujuan sebagai berikut.
1. Ajang prestasi siswa di bidang seni, khususnya seni rupa.
2. Menanamkan kecintaan terhadap seni dan budaya.
3. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan di bidang seni rupa.
4. Meningkatkan kemampuan untuk mengapresiasi karya seni rupa.
5. Belajar berorganisasi dan melatih tanggung jawab secara nyata.
6. Memenuhi tugas akhir siswa, khususnya kelas IX pelajaran seni rupa.
III.TEMA
Melalui kegiatan pameran seni rupa dalam rangka “Memenuhi Tugas Akhir Siswa” di SMP/MTs…………...., kita tingkatkan kemampuan apresiasi dan kreativitas siswa di bidang seni, khususnya seni rupa.
IV. NAMA KEGIATAN
a. Nama kegiatan : Pameran sekolah
b. Waktu : Senin – Sabtu,……Juni 200….Pkl……….WIB s.d Pkl……….WIB
c. Tempat : Gedung Serba Guna Aula SMP-MTs…………… Jalan………………………………………
V. SUMBAR DANA
Pemasukan:
1. Sponsor/Donatur Rp ………………………..
2. Dana OSIS Rp ………………………..
3. Subsidi dari sekolah Rp ………………………..
4. Lain-lain Rp ………………………..
Pengeluaran:
1. Sekretariat OSIS Rp ………………………..
2. Perlengkapan Rp ………………………..
3. Konsumsi Rp ………………………..
4. Transportasi Rp ………………………..
5. Dokumentasi Rp ………………………..
6. Publikasi Rp ………………………..
7. Dekorasi Rp ………………………..
8. Lain-lain Rp ………………………..
VI. PENUTUP
Demikian proposal ini kami ajukan sebagai laporan. Kami mohon saran dan petunjuk dari Bapak Kepala Sekolah agarpelaksanaan kegiatan pameran ini dapat berlangsung lancar dan sukses.
…………., ….April 200….
Sekretaris Ketua
(………….…..) (…………………)
Penanggung Jawab
Guru Kesenian
(………………..)
3) Penentuan tema
Penentuan tema disesuaikan dengan maksud dan tujuan pameran, atau berkaitan dengan momen hari-hari tertentu.
4) Penyusunan rencana kerja
Rencana kerja menyangkut kegiatan yang akan dilaksanakan dari awal sampai akhir dan disusun secara teratur dalam suatu jadwal kerja. Dalam penyusunan rencana kerja dan jadwal pameran perlu memperhatikan hal-hal berikut.
a) Kapan dan di mana pameran dilaksanakan.
b) Kapan dan di mana seksi-seksi yang dilibatkan perlu mendapatkan pengarahan, informasi, atau hal-hal yang terkait dengan tugasnya masing-masing.
c) Kapan pembuatan kelengkapan pameran, misalnya brosur, poster, spanduk, dan katalog.
d) Kapan dan di mana persiapan terakhir (geladi bersih) dilakukan.
e) Kapan penutupan pameran, pengemasan karya, dan pembubaran panitia pameran. Tugas untuk menyusun jadwal pameran sebaiknya dilaksanakan oleh sekretaris dan harus berkoordinasi dengan panitia pameran.
5) Penentuan tempat pameran
Sebelum menyelenggarakan pameran, tempat harus disurvei terlebih dulu untuk melihat kelayakan
penggunaannya. Tempat penyelenggaraan pameran haruslah tempat yang strategis dan memenuhi daya tampung. Jika pameran dilakukan di luar sekolah, akan lebih baik jika memanfaatkan tempattempat yang sudah dikenal oleh masyarakat umum dan sesuai peruntukan, misalnya Gedung Balai Budaya, Gedung Pemuda, Gedung Dewan Kesenian, dan lain-lain.
b. Pengelolaan dan penataan pameran
Pengelolaan pameran artinya suatu kegiatan mengatur, mengawasi, dan bekerja bersama untuk kelancaran kegiatan pameran. Pengelolaan pameran, meliputi beberapa kegiatan berikut.
1) Pendaftaran dan pemilihan karya
Pendaftaran karya berdasarkan bentuk atau jenisnya. Karya yang masuk, diseleksi kelayakannya untuk diikutsertakan dalam pameran dengan pertimbangan estetika dan orisinilitas.
2) Pengadaan kelengkapan pameran
Perlu dilakukan pendataan terlebih dahulu secara cermat tentang peralatan, perlengkapan, dan sarana pendukung lainnya yang dibutuhkan. Kelengkapan pameran tersebut, di antaranya papan panil, level, kursi, lampu, perlengkapan dekorasi, sound system, spanduk, katalog, brosur, buku kesan pesan, dan pemandu pameran.
3) Penataan ruang dan karya
Penataan ruang menyangkut keindahan interior, keleluasaan bergerak bagi pengunjung, dan penempatan posisi karya yang tepat. Penempatan posisi karya tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan jenis, ukuran karya, dan sudut pandang penonton terhadap karya yang dipajang. Tiap-tiap karya yang dipajang, tertulis tema karya dan nama pembuatnya yang diletakkan atau ditempelkan di bawah karya.
Penataan karya-karya yang dipamerkan antara lain menyangkut karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Pada penataan karya seni rupa dua dimensi, setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
a) Penyusunan karya disesuaikan jenisnya, misalnya dari jenis lukisan, seni grafis, seni tekstil, dan lain-lain.
b) Ukuran karya yang beragam harus ditata sedemikian rupa untuk memberikan kesan irama yang dinamis dan enak dipandang. Misalnya, karya ditempatkan secara bergantian antara yang besar, sedang, dan yang kecil.
c) Pemajangan karya disesuaikan dengan tinggi rata-rata pengunjung. Penataan karya seni rupa tiga dimensi pada umumnya diletakkan di atas meja khusus atau level. Warna karya hendaknya kontras dengan warna level yang menyangganya. Oleh karena itu, level sering diberi warna gelap. Level juga bisa diganti meja biasa yang diberi alas kain (taplak) yang biasanya berwarna hitam polos. Penataan karya seni yang dipamerkan hendaknya tidak mengganggu jalan yang dilalui pengunjung. Oleh karena itu, perlu pengaturan alur pengunjung mulai dari pintu masuk sampai pintu keluar. Untuk memberikan sentuhan natural (alami) pada ruangan, dapat ditempatkan pot-pot tanaman di bagian-bagian tertentu.
c. Persiapan akhir dan pelaksanaan pameran
Persiapan akhir perlu dilakukan untuk kelancaran kegiatan pameran. Rangkaian kegiatan untuk persiapan akhir dan pelaksanaan pameran adalah sebagai berikut.
1) Gladi bersih
Gladi bersih dilakukan untuk menguji kembali kesiapan dari seluruh elemen pameran, sebelum acara pembukaan dimulai.
2) Pembukaan pameran
Pembukaan pameran adalah acara peresmian yang menandai dimulainya kegiatan pameran. Acara pokok pembukaan harus tersusun dan terencana dengan baik.
3) Penutupan pameran dan pengemasan karya
Sebelum penutupan, sebaiknya dilakukan kegiatan diskusi seni dengan menghadirkan pembicara, baik dari dalam sekolah atau dari luar sekolah. Setelah seluruh kegiatan berakhir, pengemasan seluruh komponen pameran juga harus terkoordinasi untuk menghindari kerusakan, kehilangan, dan hal-hal lain yang tidak diinginkan.
Refferensi : Seni Budaya, Tri Edy Margono dan Abdul Azis, Penerbit : Pusat Kurikulum dan Pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional, 2010. Atau www.bse.kemendiknas.go.id
Ada Postingan terbaru 2013
Terima Kasih atas kunjungannya...